KISAH ASAL-USUL NAMA KITAB JURUMIYAH
Diantara kitab-kitab fenomenal dalam
bidang Ilmu Nahwu adalah kitab Al-Ajurumiyah karangan Abu Abdillah
Muhammad Bin Muhammad Bin Daun Ash-Shanhaji atau biasa dikenal dengan sebutan Ibnu
Aj-jurumi Ash-Shonhaji. Kitab ini merupakan kitab ringkas yang memuat
kaidah-kaidah ilmu nahwu dasar. Oleh sebab itu banyak madrasah dan
pesantren-pesantren yang menjadikan kitab ini sebagai pijakan awal bagi santri
pemula dalam belajar ilmu nahwu.
Namun, perlu kita ketahui bahwa dibalik lahirnya kitab Jurumiyah ternyata ada sebuah kisah yang patut kita ketahui. Kisah yang menunjukan betapa besarnya harapan sang penyusun (Syeikh Ash-Shonhaji) terhadap kitabnya itu agar bisa bermanfaat dan semata-mata mengharapkan keridloan Allah SWT.
Diriwayatkan oleh Syeikh Ismail Bin Musa Al-Hamidi Al-Maliki (seorang syeikh Al-Azhar) dalam kitabnya Khasyiyah 'ala Al-Kafrawi, bahwasanya; ketika Syeikh Ash-Shonhaji selesai mengarang kitab jurumiyah beliau lantas pergi kelaut dan melemparkan karyanya tersebut. Beliau berkata:
Namun, perlu kita ketahui bahwa dibalik lahirnya kitab Jurumiyah ternyata ada sebuah kisah yang patut kita ketahui. Kisah yang menunjukan betapa besarnya harapan sang penyusun (Syeikh Ash-Shonhaji) terhadap kitabnya itu agar bisa bermanfaat dan semata-mata mengharapkan keridloan Allah SWT.
Diriwayatkan oleh Syeikh Ismail Bin Musa Al-Hamidi Al-Maliki (seorang syeikh Al-Azhar) dalam kitabnya Khasyiyah 'ala Al-Kafrawi, bahwasanya; ketika Syeikh Ash-Shonhaji selesai mengarang kitab jurumiyah beliau lantas pergi kelaut dan melemparkan karyanya tersebut. Beliau berkata:
إن كان خالصا لله فلا يبل
"Jika kitab tersebut murni
(dibuat) karena Allah Ta'ala, maka ia tidak akan basah."
Dan benar saja. Kitab tersebut masih utuh tanpa basah dan tanpa rusak. Hingga akhirnya saat ini kitab karya belia itu bisa kita baca sampai sekarang.
Dalam riwayat lain sebagaimana termaktub dalam Tahqiq Al-Jurumiyah mengutip dari hasyiyah Al-Hafnawi. Bahwasanya saat Syeikh Ash-Shanhaji selesai menyusun kitab Jurumiyah, saat itu beliau berada di majlis yang letaknya tinggi. Kemudian beliau melempar kitab jurumiyahnya ke udara seraya berkata:
Dan benar saja. Kitab tersebut masih utuh tanpa basah dan tanpa rusak. Hingga akhirnya saat ini kitab karya belia itu bisa kita baca sampai sekarang.
Dalam riwayat lain sebagaimana termaktub dalam Tahqiq Al-Jurumiyah mengutip dari hasyiyah Al-Hafnawi. Bahwasanya saat Syeikh Ash-Shanhaji selesai menyusun kitab Jurumiyah, saat itu beliau berada di majlis yang letaknya tinggi. Kemudian beliau melempar kitab jurumiyahnya ke udara seraya berkata:
اللّهمّ إن كان خالصًا لوجهك فردّه عليّ
"Ya
Allah, jikalau kitab tersebut murni (dibuat) karena-Mu, maka kembalikan ia
padaku."
Maka benar saja. Kitab tersebut kembali ketangan pengarangnya yang ikhlas.
Kisah diatas menunjukan betapa jurumiyah dibuat dengan ketulusan dan mengharap ridlo illahi. Tidak heran jika kini kitab tersebut tetap menjadi rujukan dasar dalam bidang ilmu nahwu dibelahan penjuru dunia meskipun dibuat sudah ratusan tahun yang lalu. Dan hikmahnya: Kita mesti melakukan segala sesuatu yang baik dengan tujuan ikhlas karena Allah Ta'ala. Sebab, sesuatu yang berjalan dalam keikhlasan dan keridloan Allah SWT akan menjadi keberkahan yang kemudian menghasilkan hal besar meskipun sederhana. Diantara kitab-kitab fenomenal dalam
bidang Ilmu Nahwu adalah kitab Al-Ajurumiyah karangan Abu Abdillah
Muhammad Bin Muhammad Bin Daun Ash-Shanhaji atau biasa dikenal dengan sebutan Ibnu
Aj-jurumi Ash-Shonhaji. Kitab ini merupakan kitab ringkas yang memuat
kaidah-kaidah ilmu nahwu dasar. Oleh sebab itu banyak madrasah dan
pesantren-pesantren yang menjadikan kitab ini sebagai pijakan awal bagi santri
pemula dalam belajar ilmu nahwu.
Maka benar saja. Kitab tersebut kembali ketangan pengarangnya yang ikhlas.
Kisah diatas menunjukan betapa jurumiyah dibuat dengan ketulusan dan mengharap ridlo illahi. Tidak heran jika kini kitab tersebut tetap menjadi rujukan dasar dalam bidang ilmu nahwu dibelahan penjuru dunia meskipun dibuat sudah ratusan tahun yang lalu. Dan hikmahnya: Kita mesti melakukan segala sesuatu yang baik dengan tujuan ikhlas karena Allah Ta'ala. Sebab, sesuatu yang berjalan dalam keikhlasan dan keridloan Allah SWT akan menjadi keberkahan yang kemudian menghasilkan hal besar meskipun sederhana.
Namun, perlu kita ketahui bahwa dibalik lahirnya kitab Jurumiyah ternyata ada sebuah kisah yang patut kita ketahui. Kisah yang menunjukan betapa besarnya harapan sang penyusun (Syeikh Ash-Shonhaji) terhadap kitabnya itu agar bisa bermanfaat dan semata-mata mengharapkan keridloan Allah SWT.
Diriwayatkan oleh Syeikh Ismail Bin Musa Al-Hamidi Al-Maliki (seorang syeikh Al-Azhar) dalam kitabnya Khasyiyah 'ala Al-Kafrawi, bahwasanya; ketika Syeikh Ash-Shonhaji selesai mengarang kitab jurumiyah beliau lantas pergi kelaut dan melemparkan karyanya tersebut. Beliau berkata:
إن كان خالصا لله فلا يبل
"Jika kitab tersebut murni
(dibuat) karena Allah Ta'ala, maka ia tidak akan basah."
Dan benar saja. Kitab tersebut masih utuh tanpa basah dan tanpa rusak. Hingga akhirnya saat ini kitab karya belia itu bisa kita baca sampai sekarang.
Dalam riwayat lain sebagaimana termaktub dalam Tahqiq Al-Jurumiyah mengutip dari hasyiyah Al-Hafnawi. Bahwasanya saat Syeikh Ash-Shanhaji selesai menyusun kitab Jurumiyah, saat itu beliau berada di majlis yang letaknya tinggi. Kemudian beliau melempar kitab jurumiyahnya ke udara seraya berkata:
Dan benar saja. Kitab tersebut masih utuh tanpa basah dan tanpa rusak. Hingga akhirnya saat ini kitab karya belia itu bisa kita baca sampai sekarang.
Dalam riwayat lain sebagaimana termaktub dalam Tahqiq Al-Jurumiyah mengutip dari hasyiyah Al-Hafnawi. Bahwasanya saat Syeikh Ash-Shanhaji selesai menyusun kitab Jurumiyah, saat itu beliau berada di majlis yang letaknya tinggi. Kemudian beliau melempar kitab jurumiyahnya ke udara seraya berkata:
اللّهمّ إن كان خالصًا لوجهك فردّه عليّ
"Ya
Allah, jikalau kitab tersebut murni (dibuat) karena-Mu, maka kembalikan ia
padaku."
Maka benar saja. Kitab tersebut kembali ketangan pengarangnya yang ikhlas.
Kisah diatas menunjukan betapa jurumiyah dibuat dengan ketulusan dan mengharap ridlo illahi. Tidak heran jika kini kitab tersebut tetap menjadi rujukan dasar dalam bidang ilmu nahwu dibelahan penjuru dunia meskipun dibuat sudah ratusan tahun yang lalu. Dan hikmahnya: Kita mesti melakukan segala sesuatu yang baik dengan tujuan ikhlas karena Allah Ta'ala. Sebab, sesuatu yang berjalan dalam keikhlasan dan keridloan Allah SWT akan menjadi keberkahan yang kemudian menghasilkan hal besar meskipun sederhana.
Maka benar saja. Kitab tersebut kembali ketangan pengarangnya yang ikhlas.
Kisah diatas menunjukan betapa jurumiyah dibuat dengan ketulusan dan mengharap ridlo illahi. Tidak heran jika kini kitab tersebut tetap menjadi rujukan dasar dalam bidang ilmu nahwu dibelahan penjuru dunia meskipun dibuat sudah ratusan tahun yang lalu. Dan hikmahnya: Kita mesti melakukan segala sesuatu yang baik dengan tujuan ikhlas karena Allah Ta'ala. Sebab, sesuatu yang berjalan dalam keikhlasan dan keridloan Allah SWT akan menjadi keberkahan yang kemudian menghasilkan hal besar meskipun sederhana.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusdddd
BalasHapuspea!!!
BalasHapusBisa pesan bukunya dimana
BalasHapus